Panjang angan-angan akan terus bertambah seiring bertambahnya usia manusia. Seperti yang disabdakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Anak Adam semakin tua, dan bertambah pula padanya dua perkara: yaitu kecintaan terhadap dunia dan panjang angan-angan.” (HR. Bukhari, dibawakan Syaikh secara makna).
Padahal yang diharapkan, seiring bertambahnya usia, manusia akan semakin zuhud terhadap dunia dan angan-angannya semakin pendek. Namun kenyataan yang terjadi justru sebaliknya. Inilah yang diberitakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bahwa semakin bertambah usia manusia, semakin bertambah pula cintanya kepada dunia dan semakin panjang angan-angannya terhadap kehidupan.
“Anak Adam semakin tua, dan bertambah pula padanya dua perkara: kecintaan terhadap dunia dan panjang angan-angan.” Panjang angan-angan inilah yang banyak menghalangi manusia dari istiqamah (konsisten dalam kebaikan) dan dari memperbaiki amalan di sisa umur yang ada.
Manusia berangan-angan akan hidup lama sekali serta nanti akan memperbaiki amalnya dan mengerjakan berbagai kebaikan. Tiba-tiba datanglah kematian, atau penyakit yang menghantarkan kepada kematian. Kemudian dia sangat menyesal, saat tidak berguna lagi penyesalan.
Maka hendaklah manusia waspada agar tidak terbuai oleh panjang angan. Imam An-Nawawi menyebutkan dalam Syarah Shahih Muslim tentang kisah Abu Utsman An-Nahdi yang panjang umurnya. Ada yang mengatakan, ia mencapai usia 130 tahun. Abu Utsman ditanya, “Apa yang berubah dari Anda dalam hidup ini?” Beliau menjawab, “Segala sesuatu dapat aku kendalikan, kecuali anganku.” Yakni kecuali angan-anganku terhadap dunia, tidak dapat aku cegah, bahkan semakin bertambah.
Maka manusia, semakin bertambah umurnya, semakin bertambah pula cintanya kepada dunia, dan bertambah panjang angan-angannya. Oleh karena itu, hendaklah manusia berhati-hati. Hendaknya pula, semakin bertambah usia, semakin dekatlah ia kepada Allah. Semakin bertambah usia, semakin giatlah ia memperbaiki sisa umurnya, dengan amal yang bermanfaat baginya dan mendekatkannya kepada Rabb-nya ‘Azza wa Jalla.
====
طُولُ الْأَمَلِ يَكْبُرُ مَعَ الْإِنْسَانِ كَمَا قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَكْبُرُ ابْنُ آدَمَ وَيَكْبُرُ مَعَهُ اثْنَتَانِ حُبُّ الدُّنْيَا وَطُولُ الْأَمَلِ
الْمُتَوَقَّعُ أَنَّ الْإِنْسَانَ مَعَ تَقَدُّمِ السِّنِّ يَزْهَدُ فِي الدُّنْيَا وَيَقْصُرُ أَمَلُهُ لَكِنَّ الْوَاقِعَ هُوَ الْعَكْسُ وَهُوَ الَّذِي أَخْبَرَ بِهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ الْإِنْسَانَ مَعَ تَقَدُّمِ الْعُمْرِ يَزْدَادُ حُبًّا لِلدُّنْيَا وَيَطُولُ أَمَلُهُ فِي الْحَيَاةِ
يَكْبُرُ ابْنُ آدَمَ وَيَكْبُرُ مَعَهُ اثْنَتَانِ حُبُّ الدُّنْيَا وَطُولُ الْأَمَلِ وَطُولُ الْأَمَلِ هُوَ الَّذِي صَدَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ عَنِ الِاسْتِقَامَةِ وَعَنْ تَدَارُكِ مَا تَبَقَّى مِنَ الْعُمْرِ
يُؤَمِّلُ الْإِنْسَانُ أَنَّهُ سَيَعِيشُ عُمْرًا طَوِيلًا وَأَنَّه سَيَتَدَارَكُ وَأَنَّهُ سَيَفْعَلُ كَذَا وَكَذَا ثُمَّ فَجْأَةً يَأْتِيهِ الْمَوْتُ أَوْ مَرَضُ الْمَوْتِ وَيَنْدَمُ نَدَمًا عَظِيمًا حِينَ لَا يَنْفَعُ النَّدَمُ
فَيَنْبَغِي أَنْ يَكُوْنَ الْإِنْسَانُ حَذِرًا مِنَ الِاغْتِرَارِ بِطُولِ الْأَمَلِ ذَكَرَ النَّوَوِيُّ فِي شَرْحِهِ عَلَى صَحِيحِ مُسْلِمٍ عَنْ أَبِي عُثْمَانَ النَّهْدِيِّ وَقَدْ عُمِّرَ قِيلَ إِنَّهُ بَلَغَ مِئَةً وَثَلاَثِينَ عَامًّا قِيلَ لَهُ مَا الَّذِي تَغَيَّرَ عَلَيْكَ فِي الْحَيَاةِ؟ قَالَ كُلُّ شَيْءٍ أَنْكَرْتُهُ إِلَّا أَمَلِي يَعْنِي إِلَّا أَمَلِي فِي الدُّنْيَا فَلَمْ أُنْكِرْهُ بَلْ هُوَ يَزْدَادُ
فَالْإِنْسَانُ مَعَ تَقَدُّمِ الْعُمْرِ يَزْدَادُ حُبُّهُ لِلدُّنْيَا وَيَزْدَادُ طُولُ أَمَلِهِ وَلِهَذَا فَيَنْبَغِي أَنْ يَكُونَ حَذِرًا وَأَنْ يَكُونَ الْإِنْسَانُ كُلَّمَا تَقَدَّمَ بِهِ الْعُمْرُ إِلَى اللَّهِ أَقْرَبُ وَكُلَّمَا تَقَدَّمَ بِهِ الْعُمْرُ يَسْعَى لِتَدَارُكِ مَا تَبَقَّى مِنَ الْعُمْرِ فِيمَا يَنْفَعُهُ وَيُقَرِّبُهُ إِلَى رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ